Rabu, 20 Maret 2019

MANUSIA DENGAN AANG TUNGGAL

بِسْــــــــــــــــــم ِٱللّٰهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيم

Hubungan antara hamba dan Tuhan bisa diibaratkan dengan ikan dan air. Ikan adalah hamba dan air tempat ikan hidup adalah Tuhan. Ikan tak bisa hidup tanpa air, sebagaimana hamba tak bisa hidup tanpa Tuhan. Hamba hidup di dalam Tuhan, bukan di luar Tuhan, sebagaimana ikan yang hidup di dalam air. Segala macam ciptaan berada di dalam Tuhan. Tuhan tidak menciptakan sesuatu di luar diri-Nya. Jika Dia menciptakan sesuatu di luar diri-Nya, maka Dia sudah terbatasi oleh ruang, oleh makhluk yang Dia ciptakan sendiri yang berada di luar diri-Nya. Dengan demikian, semua arah yang dihadap oleh sang makhluk pun merupakan wajah Tuhan, sebagaimana ikan—ke mana pun ia menghadap, yang dihadapi adalah air. “Timur dan Barat adalah kepunyaan-Nya, ke mana pun engkau menghadap di situlah wajah Allah,” (Al-Quran). Bahkan, pada akhirnya, makhluk itu pun bagian dari Tuhan. Makhluk itu adalah Tuhan itu sendiri. Segala sesuatu merupakan wajah Kebenaran. Segala sesuatu adalah Kebenaran. “Ana Al-Haq (Aku adalah Kebenaran),” demikian kata Al-Hallaj. “Sarwam Kalwidam Brahma (Segala sesuatu adalah Tuhan),” demikian kata para rakawi.

Engkau bisa memuja Tuhan dengan cara apa saja, menghadap ke mana saja. Bisa menghadap ke barat, timur, atau utara. Bisa di masjid, pura, candi, gereja, wihara, tempat apa saja. Tak ada yang bisa membatasi-Nya. Tak ada yang bisa membatasi bahwa Dia hanya berada di masjid atau gereja. Engkau bisa memuja-Nya dengan berdiri, duduk, berbaring, atau njengking. Asal engkau menyadari bahwa segala sesuatu pada hakikatnya adalah Tuhan, engkau bisa keluyuran ke mana saja, beragama apa aja, memuja apa saja di alam semesta ini, tanpa harus merasa tersesat. Mau tersesat ke mana jika engkau berada di dalam Tuhan? Yang tersesat adalah pikiranmu sendiri.

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring…(An Nisa’ 103)

Jika engkau hidup di dalam Tuhan, dan segalanya adalah Tuhan, kenapa engkau terus mencari Tuhan dan bahkan berperang atas nama Tuhan? Sebagian dari kalian yang telah membaca tulisan ini pasti akan mengafirkanku. Jika demikian, aku hanya bisa berkata: Allahu Akbar! Tuhan Mahabesar. Dia meliputiku, meliputimu, meliputi segalanya, termasuk meliputi kata-katamu yang mengafirku.

Note :
Kutipan singkat tanpa bermaksud menggurui atau apapun selain memohon keridha'an'Nya.

"Kadang tulisan ini bukan untuk menasihati orang lain, tetapi untuk menasihati diri sendiri. Kerana diri sendirilah yang lebih penting untuk dinasihati"

 والله أعلم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

OJEK SAMPIT MODERN/BAJAJ

                TARIF BAJAJ SAMPIT sering orang bertanya dan komentar bahwa bajaj mahal.pada dasarnya bajaj ini tergantung jarak dan perset...